Friday, February 26, 2010

My Teeth Is Worrisome

Dari dulu saya selalu bermasalah sama gigi.

Oke ngaku. Waktu kecil saya memang tidak rajin-rajin amat sikat gigi dan punya kecenderungan mengabaikan kesehatan gigi. Sampai suatu ketika.. *jreng-jreng* saya harus berurusan dengan dokter gigi yang menambal dan mencabut gigi saya pada saat SMA. Setelah pengalaman menambal yang membuat saya trauma dengan dokter gigi dan alat kedokterannya yang entah kenapa selalu berasosiasi dengan suara *ngiiiiiiiingggggggg* di otak saya, saya benar-benar menghindari pergi ke dokter gigi. Kalau tidak sakit-sakit amat, saya menolak untuk berurusan dengan dokter gigi.

Terakhir, entah terdorong oleh bisikan setan mana, saya memutuskan untuk pergi berobat ke poliklinik gigi kantor yang murah meriah dan tidak bayar itu. Dan setan yang awalnya membisiki saya tadi ternyata memiliki strategi cuci otak yang brilian, karena begitu saya berada di ruangan dokter saya langsung berubah pikiran - dari yang awalnya hendak menambal gigi geraham belakang yang berlubang menjadi menambal gigi depan. Saya yang memang pernah menambal gigi depan sekitar dua tahun lalu di jogja berkat mbak kost yang kebetulan koas, berpikir kalau sang dokter ini akan menambal gigi depan saya dengan cara yang sama : menggunakan alat laser biru yang entah apa namanya itu. Tapi ternyata tidak saudara-saudara. Dokter kantor saya menambal gigi depan saya dengan tambal permanen biasa.

Cerita belum selesai. Karena meskipun gigi saya sudah tidak keropos lagi dan hasil tambalan sempurna, gigi depan saya malah ngilu. Sampai detik saya menulis cerita ini, gigi depan saya terasa sakit setiap kali dipakai makan, mengigit apalagi mengunyah.

Sejak itu saya berpikir untuk serius memikirkan kesehatan gigi karena setelah didaftar. Masalah gigi saya ternyata puaaannnnnjaaaaaaannnnggggg.... sekali.
1. Tambal gigi geraham belakang
2. Bikin gigi palsu 3 biji
3. Bersihin karang gigi
4. Benerin tambal gigi depan

Hah? Ga panjang2 amat kok. Yang panjang bayarnya. Apalagi poin nomor 2 (_ _) *stress*
Dan bingung pun mau treatment gigi dmana. Secara pengen cari yang murah, terjangkau dan buka di hari Sabtu karena agak susah kalau mau minta ijin perawatan gigi di hari kerja. Dikira boong pula ntar.
alternatif terbaik yang didapat sih di paviliun khusus RSGMP UI. Murah ga ya?

Tuesday, February 23, 2010

To Tell Or Not To Tell

Ketika kemarin bersua dengan Izzie, sahabat saya itu dengan bijaksananya berkata: "Dith ingat. Mulai sekarang lebih banyak orang yang ngeliat lo. Hati-hati kalau bicara."

Dan baru saja ayahanda tercinta menasehati saya bahwa yang namanya bercerita apalagi berpendapat tetap harus punya batasan. Bukan hanya perkara sebuah cerita merupakan sebuah kenyataan atau tidak namun lebih kepada pihak-pihak yang barangkali akan merasa tersakiti dengan pendapat yang saya lontarkan (dan saya rasa ujung dari nasihatnya adalah, apakah kemudian orang yang tersakiti oleh saya tadi menyakiti saya balik. Life is ruled by carma, afterall).

Tidak dapat dipungkiri, sejak adanya berbagai jaringan sosial di dunia maya mulai dari facebook, twitter hingga blog, semua orang bebas mengekspresikan perasaan dan pendapatnya dalam konteks yang lebih luas dalam arti apa yang diungkapkannya bisa dengan cepat mendapatkan respon dari orang lain. Menyenangkan, tapi banyak orang kemudian lupa bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah dua sisi mata uang. Kebebasan itu kemudian memiliki konsekuensi yang tidak sedikit. Mulai dari reaksi tidak suka sederhana seperti komentar pedas hingga tuntutan hukum. Yang terbaru adalah kasus motivator handal, Mario Teguh, yang harus menutup akun twitternya karena salah satu tweetnya mengundang reaksi keras karena menyinggung perasaan wanita.

Saya yang dulu mungkin akan bersikap keras kepala. Saya akan berkata seperti ini: "Ini hak saya untuk berbicara. Dijamin oleh undang-undang. Siapa pun tidak boleh melarang" Memang tidak ada yang melarang, tapi tidak ada yang melarang orang lain untuk membaca dan bereaksi keras pula kan?

Saya rasa saya memahami hal ini sedikit demi sedikit. Saya masih akan tetap menulis apa yang saya kehendaki sesuka hati saya, namun untuk mempublishnya akan ada beberapa pertimbangan lebih. Saya sadar sekarang hidup tidak pernah sendiri, jadi kalau memang ada yang merasa berkeberatan silahkan hubungi saya langsung dan mari bicara..

..sambil ngeteh *loh?!*

Friday, February 12, 2010

Isi Blog

Kalau dipikir-pikir isi blog saya berat-berat amat ya.

Well I'm dark inspired kinda person. Semakin berat masalahnya, semakin beraneka ragam shit things yang keluar dari mulut saya :p

Thursday, February 11, 2010

Today's Random Stuff

1. I think I'm turning into some treadmill freak. The only machine I ever used in the gym is treadmill. What makes me so into this? The answer is the personal television and amazing cable channel included in every treadmill. But my right leg is suffering much because of this :( *throbbing ankle*

2. Just found out my money in BNI is piled up. Woho! Long story. Intinya ga sia-sia lah menyisihkan duit seratus ribu setiap bulan. Dipake buat apaan ya? Oh iya bayar tagihan gym. Gagal senang-senang lah saya :(

3. Menunggu kiriman DVD pesanan untuk datang. Semoga dikirimkan minggu ini dan semoga besok sudah sampai. Cant wait to watch :D

4. Berpikir untuk mencoba menyelesaikan treatment film dari adaptasi cerpen dan cerita anak selama dua hari ini (usaha cari duit sekaligus mengisi waktu luang saya yang kebanyakan)

Ini dulu lah. I think I'm slowly back to my procrastinating mode.

Wednesday, February 10, 2010

Me and Weight Problems

Ini kok badan gue malah tambah melar ya ?

Barusan nyobain pake legging yang dulu bisa dengan mulus masuk sekarang harus tersendat di daerah paha. Kemudian nyobain celana pendek abu-abu andalan yang dulu bisa nangkring longgar dan enak, sekarang ketat membungkus paha saya kayak lemper.

Loh fitness yang saya coba dengan menguras isi kantong apa kabar? Hasilnya mana?

Baru nyoba tiga kali sih. Itu juga setiap kali habis fitness langsung makan. Full carbo pula. Mungkin mulai besok saya harus menjauhi nasi dan segala bentuk karbohidrat lainnya. Bisa ga ya??

Tuesday, February 9, 2010

First Published Novel "Orang Ketiga"

Yap. Novel si mbak yang pertama sudah diterbitkan oleh GagasMedia dan mengambil judul "Orang Ketiga". Sinopsis lengkap sudah dibaca di www.gagasmedia.net

Berikut sinopsisnya (www.gagasmedia.net) :

Tak Selamanya Cinta Hanya Milik Berdua
Ditulis Oleh Newsroom
Tuesday, 09 February 2010
Setiap tahunnya, Anggi dan Kayla—sahabatnya—memiliki target tahun baru yang harus dicapai. Begitu pun menjelang tahun 2009. Salah satu target Anggi kali ini adalah cari suami. Hal ini, tentunya bukan sesuatu yang mudah. Meski begitu, Anggi memiliki kans yang cukup besar mengingat ia mudah sekali mendapatkan pasangan.

Hal itu terbukti saat ia tidak sengaja melihat Angga—teman satu kantornya—yang sedang berlatih gitar di aula. Entah apa yang menarik dari Angga, nampaknya sejak saat itu Anggi tidak bisa melepaskan pandangannya dari karyawan bagian retail di kantornya itu.

Monday, February 8, 2010

Menjadi Sales Door To Door

Pertama kali nerbitin novel (Orang Ketiga, GagasMedia Publisher), pertama kali mencoba mempromosikan dari orang ke orang. Dalam kepala sih bayangannya menyenangkan. Menghubungi nama semua teman yang ada di friend list facebook (yang kebetulan lumayan panjang dan banyak itu), memberitahu satu persatu kalau saya sudah menerbitkan novel dan meminta mereka untuk membeli novel tersebut -kalau tertarik. Ga maksa kok, beneran deh *liar*

Eniwei pesan tersusun dan dikirimkan ke masing-masing orang. Tidak butuh lama untuk kemudian mendapatkan respon yang beragam dari teman-teman tercinta. Respon yang membuat saya senang, bengong sampai emosi. Serius. Karena ternyata reaksi orang berbeda-beda and you can actually tell their personality by their response. Upaya strategi promosi kecil-kecilan ini sontak berubah menjadi semacam 'eksperimen sosial' buat gue. Hahaha... nice :))

Jadi saya menyusun daftar respon yang diberikan teman-teman atas strategi promosi yang saya lakukan dan membuat kategorisasi berdasarkan respon tersebut. Dan kategorinya adalah *silahkan dibaca dengan menggunakan backsound* :

Saturday, February 6, 2010

Tentang Status Saya

Usia saya 24 tahun. Saya lajang. Dan bahagia, ngomong-ngomong.

I mean what's there not to be happy for? Saya punya semua yang seharusnya saya miliki. Saya memiliki pekerjaan -yang walau tidak memberi kepuasan tapi tetap memberi gaji-, saya mempunyai keluarga yang saya sayangi lebih dari apa pun, saya punya teman-teman yang meskipun tidak banyak tapi selalu dapat diajak berbagi perasaan, saya melakukan apa pun yang saya inginkan. Bisa lihat kenapa saya tidak memiliki alasan untuk merasa cemas menjadi lajang?

Suprisingly walau saya tenang-tenang saja, orang di sekitar saya entah mengapa mempermasalahkan fakta ini. Mulai dari keluarga sampai teman. Reaksi yang muncul adalah sebagai berikut :

Thursday, February 4, 2010

Half of My Heart - John Mayer


Saya suka lagu ini sejak pertama kali dengar. Bukan karena kharisma sang penyanyi yang bahkan bisa menaklukkan hati Jennifer Anniston atau karena fakta bahwa Taylor Swift juga menyumbangkan kemampuannya di lagu ini atau karena musiknya yang luar biasa (karena buat saya dibanding lagu John Mayer, lagu yang ini tergolong biasa)

Yang membuat saya suka adalah liriknya.

IMO, lagu ini bercerita tentang seseorang yang biasa hidup sendiri (dan merasa puas dengan itu) namun pada perjalanannya menemukan pasangan yang memperkenalkannya dengan cinta. Meskipun demikian dengan penuh kesadaran dia menyatakan bahwa susah baginya untuk mencintai orang ini sepenuh hati karena ia masih harus menemukan jati dirinya terlebih dahulu. Namun dengan setengah hatinya, ia tetap mencintai orang ini dengan utuh *bingung kan?*

Saya rasa saya bakal bernyanyi ini untuk siapa pun yang akan menjadi pasangan saya nanti.

Haha just look at the lyrics.

FInancially Bad, Baaaaad Decision

Lets not focus about how I ended up making a decision to stop by on this particularly high class fitness centre. Karena ceritanya bukan itu.

Ceritanya adalah bagaimana saya, seorang Yuditha Hardini, bisa-bisanya tergoda dan termakan bujuk rayu handal para marketing fitness centre itu sehingga menjebol duit yang bisa buat beli satu Blackberry Gemini baru tanpa memperhitungkan kemampuan keuangan saya yang hanya seorang PNS ini.

Tapi memang saya akui strategi marketing fitness centre ini memang jempolan sesuai informasi yang saya dapatkan setelah browsing di internet. Sejak awal mereka sudah menunjukkan keunggulan fasilitas mulai dari alat, program sampai ruangan. Lalu (ini yang keren) dengan santai menunjukkan biaya pendaftaran yang selangit harganya dan ketika calon konsumen menunjukkan keraguan yang kentara, dengan tanpa ragu mereka mengajukan harga 3/4 lebih murah daripada harga yang tertulis (yang saya yakin sebenarnya itu adalah sesungguhnya) untuk dibayar pada saat itu juga (kalau tidak ya kembali pada biaya pendaftaran selangit itu tadi)

Dan saya termakan. Mentah-mentah.
Saya berjanji akan fitness setiap hari mulai sekarang.

Wednesday, February 3, 2010

Bingung? Tanya Supir Taksi

Saya baru saja menyadari kalau sumber informasi paling akurat dan terpercaya yang ada di seantero Jakarta ini bukan nomor 108 atau kantor polisi. Sumber informasi tersebut tak lain dan tak bukan adalah... SUPIR TAKSI.

Jelas kalau urusan jalan supir taksi bisa dibilang memiliki pengetahuan terpercaya. Mau pergi ke pelosok manapun di Jakarta kalau memang dapat supir taksi (yang handal, karena ada supir taksi juga yang malah balik nanya karena sama-sama buta arah. Kenapa jadi supir taksi kalau begitu??) bisa dipastikan kita akan sampai tujuan.

Tapi supir taksi punya pengetahuan lain selain jalan. Pernah, saya naik taksi yang supirnya memberikan informasi yang lumayan mendetail soal prostitusi jalanan di Jakarta. Mulai dari spot tempat menemukan perempuan 'gituan' di Jakarta Pusat sampai Jakarta Utara, tarif yang dipasang, cara mengenali para pekerja malam (konon kata si bapak supir, para kupu-kupu malam biasanya berdiri di dekat tukang ojek. Biar gampang lari) dan jenis tamu seperti apa yang biasa mencari mereka. Dalam arti begini, tamu katakanlah dari Indonesia, biasa nyari perempuan dari daerah ini. Bule dari daerah ini, Arab dari daerah ini, Tionghoa dari daerah ini dan sebagainya.. Informasinya lebih dari lengkap dan waktu gue tanya si bapak ini tahu darimana jawabannya sederhana : "Saya suka nganterin tamu nyari begituan, mbak"