Friday, July 11, 2014

Agree To Disagree Edition: Pakaian, Objektifikasi Perempuan dan Rape Culture

Salah seorang teman baik saya membuat postingan blog singkat nan menarik yang mengingatkan saya pada salah satu draft blog saya sendiri yang sudah lama tersimpan (you might not believe this, but I have a bulk of blog post drafts - most of them written as my way to procrastinate because I dont want to do my real jobs. Wait. Do I have a job? *snicker* Enough rambling!)

Inti dari postingannya sederhana saja: bahwa ia tidak sepenuhnya setuju dengan jargon "Don't tell us how to dress but tell them not to rape" Awalnya, ketika saya membaca postingan ini, I was like: "Yeah! Totally agree!" (pada saat itu, sayangnya saya melewatkan kata "tidak 100%" yang ditulis di awal paragraf, yang baru terbaca setelah saya kembali membaca postingan ini untuk kedua kalinya. Kalau saya sudah membaca dari awal, mungkin saya tidak akan menyatakan setuju. Because well. I don't agree.). Namun saya langsung mengrenyitkan dahi di akhir postingan ketika ia menyebut bahwa (and I paraphrased here): "Ingin berpakaian dengan baik karena tidak ingin menjadi pemicu"

And my brain came to a screeching halt.